Sebagai bagian dari kesenian yang merupakan salah satu dari
tujuh unsur kebudayaan universal, musik memiliki fungsi sosial yang
secara universal umumnya dapat ditemukan di setiap kebudayaan suku
bangsa manapun di seluruh dunia.

   1. Fungsi Ekspresi Emosional
Pada berbagai kebudayaan, musik memiliki fungsi sebagai
kendaraan dalam mengekspresikan ide-ide dan emosi. Di Barat musik
digunakan untuk menstimulasi perilaku sehingga dalam masyarakat
mereka ada lagu-lagu untuk menghadirkan ketenangan. Para pencipta
musik dari waktu ke waktu telah menunjukkan kebebasannya
mengungkapkan ekspresi emosinya yang dikaitkan dengan berbagai
objek cerapan seperti alam, cinta, suka-duka, amarah, pikiran, dan
bahkan mereka telah mulai dengan cara-cara mengotak-atik nada-nada
sesuai dengan suasana hatinya.



   2. Fungsi Penikmatan Estetis
Pada dasarnya setiap orang telah dikaruniai oleh Tuhan Allah
dengan berbagai kemampuan belajar (ability to learn) dan bakat (talent)
tentang apa saja. Selain bisa belajar dari lingkungan alam dan sosialnya,
orang juga bisa belajar dari pengalamannya sendiri. Setiap orang
memiliki kemampuan dan kecepatan berbeda-beda dalam hal mencerap
atau memahami keindahan tentang apa saja termasuk pula keindahan
musik.Untuk menikmati rasa indah (estetis), maka orang perlu belajar
dengan cara membiasakan diri mendengarkan musik-musik kesukaannya
sendiri. Kemudian ia bisa mulai mencoba mendengarkan musik-musik
jenis lain yang baru didengarnya dan kemudian akan menyukainya.
Setiap jenis musik memiliki keunikan melodis, ritmis, dan harmonis;
maupun terkait dengan komposisi dan instrumentasinya. 


   3. Fungsi Hiburan
Hiburan (entertainment) adalah suatu kegiatan yang
menyenangkan hati bagi seseorang atau publik. Musik sebagai salahsatu
cabang seni juga memiliki fungsi menyenangkan hati, membuat rasa
puas akan irama, bahasa melodi, atau keteraturan dari harmoninya.
Seseorang bisa saja tidak memahami teks musik, tetapi ia cukup
terpuaskan atau terhibur hatinya dengan pola-pola melodi, atau pola-pola
ritme dalam irama musik tertentu.
Jika para penikmat musik klasik sangat senang dengan
kompleksitas bangun musik dan orkestrasinya, maka pencinta musik pop
lebih terhibur dengan teks syair, melodi yang menyentuh kalbu, atraksi
panggung, atau bahkan hanya popularitas penyanyinya saja. Kini musik
bahkan ditengarai lebih berfungsi hiburan karena industri musik
berkembang dengan sangat cepat. 


   4. Fungsi Komunikasi
Musik sudah sejak dahulu digunakan untuk alat komunikasi baik
dalam keadaan damai maupun perang. Komunikasi bunyi yang
menggunakan sangkakala (sejenis trumpet), trumpet kerang juga
digunakan dalam suku-suku bangsa pesisir pantai, kentongan juga
digunakan sebagai alat komunikasi keamanan di Jawa, dan teriakanteriakan
pun dikenal dalam suku-suku asli yang hidup baik di
pegunungan maupun di hutan-hutan.
Bunyi-bunyi teratur, berpola-pola ritmik, dan menggunakan aluralur
melodi itu menandakan adanya fungsi komunikasi dalam musik.
Komunikasi elektronik yang menggunakan telepon semakin hari semakin
banyak menggunakan bunyi-bunyi musikal. 


   5. Fungsi Representasi Simbolik
Dalam berbagai budaya bangsa, suku-suku, atau daerah-daerah
yang masih mempertahankan tradisi nenek-moyang mereka; musik
digunakan sebagai sarana mewujudkan simbol-simbol dari nilai-nilai
tradisi dan budaya setempat. Kesenangan, kesedihan, kesetiaan,
kepatuhan, penghormatan, rasa bangga, dan rasa memiliki, atau
perasaan-perasaan khas mereka disimbolkan melalui musik baik secara
sendiri maupun menjadi bagian dari tarian, syair-syair, dan upacaraupacara. 


   6. Fungsi Respon Sosial
Para pencipta lagu nasional Indonesia sangat peka terhadap
adanya kondisi sosial, tingkat kesejahteraan rakyat, dan kegelisahan
masyarakat. Mereka menciptakan lagu-lagu populer yang menggunakan
syair-syair menyentuh perhatian publik seperti yang dilakukan oleh
Bimbo, Ebiet G. Ade, Iwan Fals, Harry Roesli, Gombloh, Ully Sigar
Rusady, dan masih banyak lagi. Pada umumnya para pencipta lagu itu
melakukan kritik sosial dan bahkan protes keras terutama ditujukan
kepada pemerintah. Para pengamen jalanan juga tak kalah seru
mengumandangkan lagu-lagu protes sosialnya, misalnya lagu yang
bertema PNS, penderitaan anak jalanan, generasi muda yang tanpa
arah, dan lain sebagainya.

  7. Fungsi Pendidikan Norma Sosial
Musik banyak pula digunakan sebagai media untuk mengajarkan
norma-norma, aturan-aturan yang sekalipun tidak tertulis namun berlaku
di tengah masyarakat. Para pencipta lagu anak seperti Bu Kasur, Pak
Kasur, Pak Daljono, AT Mahmud, Ibu Sud—semua berupaya
mengajarkan anak-anak berperilaku sopan, halus, hormat kepada
orangtua, cinta keindahan, sayangi tanaman dan binatang, patuh pada
guru, dan lain sebagainya. Keindahan alam, kesejahteraan sosial,
kenyamanan hidup, dan semua norma-norma kehidupan bermasyarakat
telah mendapatkan perhatian yang sangat penting dari para pencipta lagu
tersebut. 


   8.Fungsi Pelestari Kebudayaan
Lagu-lagu daerah banyak sekali berfungsi sebagai pelestari
budayanya, karena tema-tema dan cerita di dalam syair menggambarkan
budaya secara jelas. Syair-syair lagu sering juga berasal dari pantunpantun
yang biasa dilantunkan oleh masyarakat adat dan daerah-daerah
di Indonesia. Budaya Minangkabau dapat dipertahankan keberadaannya
dengan berbagai cara, tetapi musik Minang sangat jelas karakteristiknya
yang mudah mewakili daya tarik terhadap tempat berkembangnya
budaya itu ialah Propinsi Sumatera Barat dan sekitarnya. Lagu-lagu
Jawa, mulai dari yang klasik hingga kini yang berwarna populer seperti
musik campursari, digemari masyarakat Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta untuk melengkapi musik kroncong yang lebih
dahulu berkembang. Ada budaya Jawa yang dilestarikan melalui syairsyair
berbasa Jawa, melodi-melodi yang bernuansa Jawa dari karawitan.
Musik Sunda dan sekitarnya di Propinsi Jawa Barat memiliki rasa yang
sangat khas adalah bagian dari upacara-upacara sosial dan keagamaan
masyarakatnya. Indonesia memiliki kekayaan budaya dan terutama
musiknya seperti termasuk yang paling dikenal dunia seperti Jawa Timur,
Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan Papua. 


   9. Fungsi Pemersatu Bangsa
Setiap bangsa memiliki lagu kebangsaan (national anthem) yang
mewakili citarasa estetik, semangat kebangsaan, dan watak dari budaya
masing-masing. Lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf
Soepratman adalah lagu atau musik yang diciptakan untuk
mempersatukan bangsa Indonesia yang mendiami daerah-daerah di
wilayah Nusantara yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil.
Keaneka-ragaman budaya yang sangat banyak jumlahnya harus
dirangkum dalam satu kesatuan budaya nasional tanpa meninggalkan
budaya-budaya lokal. Dalam kesatuan tanah-air, bangsa, dan bahasa;
Indonesia diperkenalkan kepada dunia melalui Indonesia Raya. Tetapi,
lagu-lagu nasional Indonesia juga tidak sedikit yang bisa berfungsi
sebagai pemersatu bangsa sekalipun bukan sebagai lagu kebangsaan,
contohnya antara lain Berkibarlah Benderaku, Bangun Pemudi-Pemuda,
Bagimu Negeri, Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Pusaka, Hari
Merdeka, Rayuan Pulau Kelapa, Mars Pancasila, Halo-Halo Bandung,
dan Syukur.
10.Fungsi Promosi Dagang
Musik yang dikreasi untuk kepentingan promosi dagang kini
banyak berkembang seiring dengan laju pertumbuhan iklan yang
disiarkan melalui radio-radio siaran dan televisi-televisi swasta terutama
di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Musik-musik iklan bisa saja
dirancang oleh penciptanya secara baru, tetapi juga ada yang berbentuk
penggalan lagu yang sudah ada, sudah populer, dan digemari segmen
pasar yang dituju.

0 comments:

Post a Comment

 
agunge © 2012-2019 All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top